
KPU Gelar Raker Pokja Pemilu Luar Negeri
Jakarta, kpu.go.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar rapat kerja (raker) Kelompok Kerja Pemilu Luar Negeri (Pokja PLN) di Hotel Hermitage Jakarta Kamis (8/2/2018). Acara yang berlangsung hingga Sabtu (10/2) ini dihadiri oleh anggota pokja LN baik dari KPU maupun Kementerian Luar Negeri (Kemlu).
Turut
hadir, Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi, Komisioner Evi Novida Ginting
Manik, Sekjen KPU Arif Rahman Hakim, Kepala Biro Perencanaan Sumariandono serta
Ketua Pokja LN Wajid Fauzi.
Menurut Pramono
Ubaid Tanthowi acara ini bertujuan untuk merumuskan sejumlah rencana kerja
penyelenggaraan pemilu 2019 bagi warga yang tergabung didalam daerah pemilihan
(dapil) Jakarta II tersebut. Kegiatan yang dilaksanakan secara sederhana ini
juga sangat penting karena berkaitan langsung dengan hak pilih WNI di luar
negeri. Tercatat ada 2 juta WNI yang harus terakomodir haknya di 17 April 2019
mendatang.
"Kalau
bicara pemilu LN kita harus ingat definisi pemilu sebagai sarana kedaulatan
rakyat memilih wakilnya. Jadi disitu ada penekanan memfasilitasi rakyat tidak
hanya didalam negeri tapi juga luar negeri," ujar Pramono.
Penyelenggaraan
pemilu di LN menurut Pramono tidaklah mudah, selain dihadapkan pada persoalan
teritorial, pemilih yang tersebar di 130 negara juga menuntut strategi khusus
dalam mengatur pengiriman logistik. "Itu juga sangat rumit. Belum lagi
tantangan pokja melakukan sosialisasi, menjangkau logistik pemilih yang mungkin
dinegara itu tidak ada penerbangan kesana atau tidak punya hubungan diplomatik
dengan negara kita," lanjut Pramono.
Meski
demikian Pramono yakin, dengan raker pokja LN ini dapat mengatasi persoalan
tersebut. Dia juga mengingatkan bahwa minat masyarakat di luar negeri untuk
ikut serta dalam pemilu tetap besar mengingat biasanya ada rasa keterikatan
yang begitu tinggi masyarakat yang tinggal di luar negeri dengan aktivitas yang
dilakukan oleh negaranya. "Rasa nasionalisme kita di luar negeri sering
kali lebih kuat dan pemilu dalam konteks itu juga jadi bagian dari ikatan tadi.
Mereka punya ikatan melekat, ikut menentukan siapa yang dipilih untuk negara
ini," tambah Pramono.
Ditempat
yang sama Sumariandono mengatakan raker Pokja LN bertujuan menyusun rencana
kerja untuk pemilu 2019. Selain itu acara ini juga diharapkan bisa merumuskan
pembentukan badan adhoc penyelenggara pemilu luar negeri juga diharapkan bisa
membahas pemutakhiran WNI di luar negeri. "Lainnya acara ini diharapkan
menjadi persiapan kita dalam kegiatan sosialisasi dan logistik pemilu di luar
negeri," jelasnya.
Selama
empat hari, peserta raker menurut dia juga akan mendapatkan sejumlah materi.
Seperti hari pertama peserta mendapat pemaparan dari Komisioner KPU Pramono
Ubaid Tanthowi tentang PPLN, Komisioner Evi Novida Ginting Manik tentang
sosialisasi PKPU 4/2018 tentang PPLN, sekjen KPU Arif Rahman Hakim
tentang rencana kerja dan anggaran, serta Komisioner Viryan materi tentang
pemutakhiran data pemilih. "Untuk hari kedua akan dilakukan pembagian
kelas supaya lebih intensif pembahasan sehingga kita akan kelompokkan menjadi
tiga kelas," tutup Sumariandono.
Sementara
itu Wajid Fauzi menegaskan komitmennya untuk menyukseskan penyelenggaraan
pemilu di luar negeri. Dia pun mengajak anggota pokja LN yang berjumlah 85
orang untuk kompak dan bekerjasama demi mendukung pemilu yang sukses dan
lancar. "Pokja dari Kemenlu dan KPU sama, berada dalam satu kesatuan
pekerjaan, satu komando mendukung pemilu tertib lancar sukses," ucap
Wajid.
Wajid mengatakan pelaksanaan pemilu di luar negeri memang sangat kompleks. Untuk itu dia berharap setiap anggota pokja memahami tugas, pokok dan fungsinya masing-masing. "Pahami tupoksi saudara dibagian mana sehingga ketika melaksanakan kegiatan bisa berjalan baik," tambah Wajid. (diR/red. FOTO Arf/Humas KPU)